Mengenal Semen Ramah Lingkungan dan Perannya dalam Menghijaukan Bumi
https://www.pexels.com/photo/15120-architecture-blue-building-269077/ |
Proses pembuatan semen yang melalui serangkaian tahapan dapat menyebabkan pemanasan global. Kini muncul inovasi baru yaitu bahan bangunan ramah lingkungan yang dalam prosesnya memanfaatkan sisa sampah.
Apa dan bagaimana proses pemanfaatan sampah sehingga bisa menghasilkan semen ramah lingkungan yang tidak berbahaya bagi kelestarian bumi? Simak yuk penjelasan selengkapnya.
Semen Ramah Lingkungan, Sebuah Inovasi yang Bantu Selamatkan Bumi
Semen adalah bahan bangunan yang dibuat dari campuran tanah liat, pasir dan batu kapur. Sedangkan bahan tambahan untuk mengendalikan proses yaitu gypsum dan pasir besi.
Bahan tersebut dicampur dan dibakar di sebuah alat yang bernama KILN yang membuat bahan tersebut menjadi material baru yang disebut klinker.
Nah, klinker inilah yang kemudian digiling dan menjadi cikal bakal semen. PT. Semen Jawa yang merupakan salah satu anak perusahaan SCG menginisiasi inovasi baru dalam pembuatan semen yang ramah lingkungan dengan RDF yang merupakan kependekan dari Refuse-Derived Fuel.
RDF adalah sumber energi terbarukan yang menghasilkan bahan bakar dan merupakan pemanfaatan dari MSW (Municipal Solid Waste). Lewat proses RDF bisa menjadi alternatif baru yang lebih ramah lingkungan.
Sebelumnya sampah akan dipisahkan dan dipotong sehingga dapat digunakan sebagai bahan bakar dalam proses KILN. Seperti yang sudah diketahui bahwa sampah adalah salah satu permasalahan yang cukup serius karena bisa berdampak bagi kelestarian bumi ketika tidak ditangani secara bertanggung jawab.
Sampah-sampah organik yang dibuang bersama dengan sampah anorganik akan menimbulkan gas metana yang berbahaya. Dengan adanya inovasi dalam pembuatan semen ramah lingkungan, sampah akan diolah hingga tidak bersisa melalui metode co-processing dalam suhu 1.4500 derajat celcius.
Lalu apa saja peran semen SCG ramah lingkungan bagi kelestarian bumi serta sosial dan ekonomi?
● Semen ramah lingkungan akan bantu pemanfaatan sampah yang lebih baik. Jika sebelumnya sampah banyak dibuang begitu saja di TPA, kini lewat inisiasi program RDF, sampah akan 'lenyap' hingga tak bersisa.
● Pemanfaatan sampah sebagai bahan bakar semen bisa mengurangi ketergantungan pada batubara.
● Pemanfaatan sampah sebagai bahan bakar saat proses pembuatan semen menjadi solusi mengatasi sampah tanpa harus membuka lahan TPA baru. Hal ini menjadikan lahan yang ada bisa dimanfaatkan untuk melakukan sesuatu yang lebih produktif.
● Proses pembuatan semen menerapkan terobosan terkini yang ramah lingkungan dan dirancang khusus, pabrik semen akan menggunakan kain filter atau filter bag. Hal ini membuat emisi yang dihasilkan le lebih rendah.
● Pabrik semen SCG ramah lingkungan akan menggunakan sistem sirkuit air pendingin yang membuat konsumsi air pada saat pembuatan menjadi lebih rendah.
● Pabrik juga menggunakan mesin tambang permukaan sehingga dapat menekan debu, getaran maupun kebisingan yang biasanya sangat mengganggu.
Semen SCG Portland Composite (PCC) tersedia dalam berat 40 kg dapat digunakan dalam pekerjaan konstruksi seperti pemasang batu bata, membuat plesteran, acian hingga aplikasi beton.
Keunggulannya mempunyai daya ikat yang kuat serta rendah penyusutan sehingga akan membuatmu bangunan tahan lama. Formula khususnya membuat semen SCG PCC memiliki tekstur yang halus dan memiliki daya rekat yang lebih kuat. Hal ini membuat semen lebih mudah diaplikasikan untuk menghasilkan dinding yang halus, kuat dan indah.
Di Indonesia, teknologi RDF dalam pembuatan semen ramah lingkungan pertama kali dibangun di Sukabumi, Jawa Barat. Merupakan pabrik semen yang memiliki konsep green and clean factory dan menerapkan prinsip ESG (Lingkungan, Sosial dan Tata Kelola) dalam menjalankan bisnisnya.
Referensi:
https://www.google.com/amp/s/swa.co.id/swa/trends/management/scg-bangun-pabrik-ramah-lingkungan-senilai-rp-34-triliun/amp
https://scgcbm.id/pt-semen-jawa-inisiasikan-pengembangan-rdf-refuse-derived-fuel-untuk-ubah-sampah-jadi-energi-baru-dan-kurangi-emisi-karbon-di-kabupaten-sukabumi/
0 komentar:
Post a Comment