Yayasan yang Didirikan Sukanto Tanoto Melahirkan Guru-Guru Kreatif
Pelita Guru Mandiri adalah program
Tanoto Foundation dalam meningkatkan kapasitas dan kompetensi guru di pedesaan,
termasuk, pembelajaran murid yang aktif, kreatif,efektif, dan menyenangkan.
Pelita Guru Mandiri dimulai sejak 2010 dan sampai saat ini telah melatih lebih
dari 8.000 guru di Jambi, Riau, dan Sumatera Utara. Dalam program ini, guru
dilatih sehingga dapat menerapkan proses belajar mengajar berkualitas tinggi,
efektif, dan menyenangkan bagi murid, baik di dalam maupun di luar kelas.
Selain itu juga, guru dilatih berbagai topik, seperti pengembangan dan
penerapan pembelajaran kontekstual, pembelajaran kolaboratif antara guru dan
siswa, dan pengelolaan kelas. Tanoto Foundation juga melakukan kunjungan
berkala ke sekolah untuk pengamatan langsung dan memberikan pelatihan
penyegaran untuk memastikan bahwa guru menjaga kualitasnya dalam mengajar.
Selain itu, pada kegiatan ini
pelatihan guru dilakukan dengan melibatkan guru lokal yang telah berhasil
menyelesaikan pelatihan sebagai fasilitator program dan akhirnya menjadi peer educator (pelatih sesama
guru). Tanoto Foundation telah melatih 230 guru sebagai peer educator. Guru-guru ini mengambil
peran aktif dalam Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Kelompok Kerja Kepala Sekolah
(KKKS), sehingga guru yang tidak berpartisipasi secara langsung dalam pelatihan
Tanoto Foundation, juga bisa menerima manfaat keterampilan dan pengetahuan yang
diajarkan.
Lembaga pendidikan dari Sukanto Tanoto ini, setiap tahunnya memberikan
pelatihan penyegaran bagi peer
educator sebagai bagian dari pendidikan lanjutan profesional mereka.
Guru yang berpartisipasi dalam
pelatihan, didorong untuk membentuk kelompok berdasarkan lokasi terdekat
atau cluster. Dengan adanya ini,
diharapkan para guru untuk berbagi pengalaman dan bertukar ide bagaimana
menerapkan peningkatan kualitas di sekolah masing-masing. Selain bermanfaat
untuk guru, kegiatan ini juga agar dapat bermanfaat untuk murid-murid menjadi
lebih aktif di kelas, menjadi lebih sering bertanya dan mendorong diskusi
kelompok, lebih aktif bergerak untuk mengikuti proses pembelajaran di kelas.
Manfaat pelatihan tersebut, juga
dirasakan oleh seorang guru bernamaAgus Wagio, S.Pd. yang mana membuatnya mengubah
cara pandangnya terhadap profesi guru. Salah satu contohnya adalah ia menyadari
bahwa peran guru tidak sekedar memenuhi tugas sesuai beban jam mengajar. Dan
kini, ia menyadari bahwa guru seharusnya berperan sebagai penggali potensi bagi
murid-muridnya. Oleh karena itu, Agus selalu berusaha mengasah kreativitas
dirinya agar bisa mengajar sekaligus menularkan cara berpikir kreatif bagi
murid-muridnya. Karena keikutsertaannya dan kekreativitasnya dalam mengajar, ia
dipilih dan dipercayai menjadi Ketua Kelompok Kerja Guru. Ia tak ingin ilmu
yang ia dapatkan, ia nikmati sendiri. Ia ingin ilmu tersebut bisa dirasakan
oleh masyarakat Renah Mendaluh. Ia langsung membuat program kerja untuk
meningkatkan kreativitas guru di Renah Mendaluh. Salah satunya adalah mengadakan
program Lesson Study kepada para guru.
Dan itulah Yayasan yang
Didirikan Sukanto Tanoto Melahirkan Guru-Guru Kreatif.