10 Pesepakbola Paling Cerdas Dunia
Sepak bola tak melulu soal fisik dan ketahanan tubuh. Para pespakbola membutuhkan kecerdasan dalam bermain agar bisa mengenyam kesuksesan. Inilah daftar 10 pesepakbola terpintar.
Studi yang dilakukan oleh beberapa Universitas di Inggris menyebutkan bahwa rata-rata pesepakbola profesional memiliki tingkat kecerdasan lebih tinggi dibandingkan dengan orang-orang yang berkecimpung di bidang pekerjaan lainnya.
Ya, selain kondisi fisik mumpuni, para pesepakbola haruslah memiliki kecerdasan dalam bermain agar dapat mengenyam kesuksesan di lapangan hijau.
Para penyerang haruslah pintar dan lihai dalam melewati bek lawan dan mencari ruang. Sementara, gelandang harus bisa memberikan umpan akurat dan pintar membaca jalannya permainan.
Pemain bertahan dituntut cerdas dalam menjaga pergerakan lawan, serta harus tahu waktu yang tepat dalam melakukan tekel dan membuang bola dalam duel udara. Bagi kiper, kecerdasan dibutuhkan untuk membaca arah bola.
1. Frank Lampard.
Predikat pesepakbola paling pintar jatuh pada gelandang Chelsea, Frank Lampard. Banyak orang yang menyebut Lampard sebagai seorang profesor yang bermain sepak bola.
Hal itu bukannya tanpa alasan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Dokter tim Chelsea, Bryan English, Super Frank memiliki IQ (intellegence quotient) mencapai 150.
Hanya sedikit orang yang memiliki IQ setinggi itu. Lampard hanya kalah dari Albert Einstein dan Bill Gates yang memiliki IQ sebesar 160. Super Frank memang menonjol dalam pendidikan. Saat masih bersekolah di Brentwood School, Lampard memiliki 12 nilai A dan mendapatkan nilai A+ pada mata pelajaran latin.
2. Socrates.
Nama Socrates sangat melekat dalam sejarah sepakbola dunia dan Brasil. Bahkan, Pele pun memasukkan nama Socrates ke dalam 100 pemain terbaik FIFA pada 2004 lalu.
Kejeniusan Socrates ditransformasikan dengan baik di dalam dan luar lapangan. Socrates memegang gelar Dokter dari Universitas Faculdade de Medicina de Ribeiro Preto. Namun, Socrates justru meninggal dunia pada 4 Desember 2011 lalu karena keracunan.
3. Barry Horne
Penyerang asal Inggris itu sukses membawa Everton meraih gelar Piala FA pada tahun 1996. Gol indahnya ke gawang Wimbeldon pada musim 1993/1994 menyelamatkan Everton dari jurang degradasi.
Ternyata selain hebat di lapangan, Horne juga jenius di luar lapangan. Horne memiliki gelar sarjana di bidang kimia dari University of Liverpool.
Setelah karier sepakbolanya berakhir, Horne bekerja sebagai ahli kimia, guru Fisika, dan Direktur Sepakbola. Horne juga 14 tahun bekerja sebagai Pengacara Hak Binatang (animal rights). Horne meninggal di usia 49 tahun pada 5 November 2001 akibat gagal jantung.
4. Pavel Nedved.
Tenaga kuda dan kecepatannya tentunya bakal selalu terkenang di benak para penggemar Lazio dan Juventus. Bersama Lazio, Nedved sukses mempersembahkan satu gelar Scudetto dan dua Piala Italia. Sementara, Juventus diantarnya dua kali meraih Scudetto dan Piala Super Italia.
Selain hebat di lapangan, Nedved juga dikenal sebagai ahli matematika. Saat masih berkarier di lapangan hijau dia menerima gelar diploma bidang statistik.
5. Slaven Bilic.
Kala masih bermain, Bilic sukses mengantar Kroasia menempati posisi ketiga di Piala Dunia 1998. Sukses tersebut menular kala dirinya menjabat sebagai pelatih. Dia pernah melatih Timnas Kroasia pada periode 1992 hingga 1999. Kini, pelatih berusia 44 tahun itu membesut Beksitas.
Bilic juga dikenal sebagai sosok yang cool. Hal itu disebabkan pelatih kelahiran 11 September 1968 itu memiliki band Rawbau. Bilic juga memiliki gelar sarjana hukum dan sempat berkecimpung di dunia politik.
6. Shaka Hislop.
Mungkin nama Shaka Hislop bisa menjadi penjaga gawang tercerdas yang pernah dimiliki sepakbola. Lahir di Trinidad Tobago, Hislop sempat tampil di Final Piala FA 2006 bersama West Ham sebelum menyerah adu penalti dari Liverpool.
Yang mengejutkan, Hislop sukses menyelesaikan studinya sebagai sarjana teknik mesin di Universitas Howard, Washington DC. Dirinya pun sempat magang di NASA.
7. Steve Heighway.
Pendukung setia Liverpool pasti mengenal sosoknya. Heighawy sempat menjadi pemain penting kala The Reds menggondol lima gelar divisi satu Inggris dari tahun 1973 hingga 1980 sebelum memutuskan untuk menerima pinangan sebagai kepala akademi Liverpool.
Namun jauh dari karier sepakbolanya, Heighway sempat meneruskan studi akademiknya dan berhasil menjadi Sarjana Ekonomi di Universitas Warwick.
8. Iain Dowie.
Si plontos ini pernah bermain untuk beberapa klub papan atas Inggris di era 90-an seperti Southampton, West Ham hingga Crystal Palace.
Namun di balik penampilannya sebagai striker ganas, Dowie memiliki gelar master sarjana jurusan engineering dari Universitas Southampton. Dowie pernah bekerja sebagai ilmuan di British Aerospace sebelum memutuskan untuk melatih klub.
9. Arjan de Zeeuw.
Pria berusia 43 tahun itu 12 tahun lamanya berkiprah di Liga Inggris bersama Barnsley, Wigan Athletic, Postmouth, dan Coventry City.
De Zeeuw, yang berposisi sebagai bek tengah kala masih bermain, memiliki gelar sarjana di bidang ilmu kesehatan dan melanjutkan karier sebagai detektif di bagian forensik.
10. Graeme Le Saux.
Para penggemar Chelsea tentunya tak asing lagi dengan nama ini. Le Saux, yang berposisi sebagai bek kiri kala masih bermain, merupakan wakil kapten The Blues.
Bersama The Blues, Le Saux sukses mempersembahkan gelar Piala FA, Piala UEFA (kini Liga Europa), dan Piala Super Eropa. Le Saux memegang gelar Sarjana Pendidikan Lingkungan dari Kingston University.Usai tak lagi bermain sepak bola, Le Saux bekerja sebagai penulis di harian Guardian.
Predikat pesepakbola paling pintar jatuh pada gelandang Chelsea, Frank Lampard. Banyak orang yang menyebut Lampard sebagai seorang profesor yang bermain sepak bola.
Hal itu bukannya tanpa alasan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Dokter tim Chelsea, Bryan English, Super Frank memiliki IQ (intellegence quotient) mencapai 150.
Hanya sedikit orang yang memiliki IQ setinggi itu. Lampard hanya kalah dari Albert Einstein dan Bill Gates yang memiliki IQ sebesar 160. Super Frank memang menonjol dalam pendidikan. Saat masih bersekolah di Brentwood School, Lampard memiliki 12 nilai A dan mendapatkan nilai A+ pada mata pelajaran latin.
2. Socrates.
Nama Socrates sangat melekat dalam sejarah sepakbola dunia dan Brasil. Bahkan, Pele pun memasukkan nama Socrates ke dalam 100 pemain terbaik FIFA pada 2004 lalu.
Kejeniusan Socrates ditransformasikan dengan baik di dalam dan luar lapangan. Socrates memegang gelar Dokter dari Universitas Faculdade de Medicina de Ribeiro Preto. Namun, Socrates justru meninggal dunia pada 4 Desember 2011 lalu karena keracunan.
3. Barry Horne
Penyerang asal Inggris itu sukses membawa Everton meraih gelar Piala FA pada tahun 1996. Gol indahnya ke gawang Wimbeldon pada musim 1993/1994 menyelamatkan Everton dari jurang degradasi.
Ternyata selain hebat di lapangan, Horne juga jenius di luar lapangan. Horne memiliki gelar sarjana di bidang kimia dari University of Liverpool.
Setelah karier sepakbolanya berakhir, Horne bekerja sebagai ahli kimia, guru Fisika, dan Direktur Sepakbola. Horne juga 14 tahun bekerja sebagai Pengacara Hak Binatang (animal rights). Horne meninggal di usia 49 tahun pada 5 November 2001 akibat gagal jantung.
4. Pavel Nedved.
Tenaga kuda dan kecepatannya tentunya bakal selalu terkenang di benak para penggemar Lazio dan Juventus. Bersama Lazio, Nedved sukses mempersembahkan satu gelar Scudetto dan dua Piala Italia. Sementara, Juventus diantarnya dua kali meraih Scudetto dan Piala Super Italia.
Selain hebat di lapangan, Nedved juga dikenal sebagai ahli matematika. Saat masih berkarier di lapangan hijau dia menerima gelar diploma bidang statistik.
5. Slaven Bilic.
Kala masih bermain, Bilic sukses mengantar Kroasia menempati posisi ketiga di Piala Dunia 1998. Sukses tersebut menular kala dirinya menjabat sebagai pelatih. Dia pernah melatih Timnas Kroasia pada periode 1992 hingga 1999. Kini, pelatih berusia 44 tahun itu membesut Beksitas.
Bilic juga dikenal sebagai sosok yang cool. Hal itu disebabkan pelatih kelahiran 11 September 1968 itu memiliki band Rawbau. Bilic juga memiliki gelar sarjana hukum dan sempat berkecimpung di dunia politik.
6. Shaka Hislop.
Mungkin nama Shaka Hislop bisa menjadi penjaga gawang tercerdas yang pernah dimiliki sepakbola. Lahir di Trinidad Tobago, Hislop sempat tampil di Final Piala FA 2006 bersama West Ham sebelum menyerah adu penalti dari Liverpool.
Yang mengejutkan, Hislop sukses menyelesaikan studinya sebagai sarjana teknik mesin di Universitas Howard, Washington DC. Dirinya pun sempat magang di NASA.
7. Steve Heighway.
Pendukung setia Liverpool pasti mengenal sosoknya. Heighawy sempat menjadi pemain penting kala The Reds menggondol lima gelar divisi satu Inggris dari tahun 1973 hingga 1980 sebelum memutuskan untuk menerima pinangan sebagai kepala akademi Liverpool.
Namun jauh dari karier sepakbolanya, Heighway sempat meneruskan studi akademiknya dan berhasil menjadi Sarjana Ekonomi di Universitas Warwick.
8. Iain Dowie.
Si plontos ini pernah bermain untuk beberapa klub papan atas Inggris di era 90-an seperti Southampton, West Ham hingga Crystal Palace.
Namun di balik penampilannya sebagai striker ganas, Dowie memiliki gelar master sarjana jurusan engineering dari Universitas Southampton. Dowie pernah bekerja sebagai ilmuan di British Aerospace sebelum memutuskan untuk melatih klub.
9. Arjan de Zeeuw.
Pria berusia 43 tahun itu 12 tahun lamanya berkiprah di Liga Inggris bersama Barnsley, Wigan Athletic, Postmouth, dan Coventry City.
De Zeeuw, yang berposisi sebagai bek tengah kala masih bermain, memiliki gelar sarjana di bidang ilmu kesehatan dan melanjutkan karier sebagai detektif di bagian forensik.
10. Graeme Le Saux.
Para penggemar Chelsea tentunya tak asing lagi dengan nama ini. Le Saux, yang berposisi sebagai bek kiri kala masih bermain, merupakan wakil kapten The Blues.
Bersama The Blues, Le Saux sukses mempersembahkan gelar Piala FA, Piala UEFA (kini Liga Europa), dan Piala Super Eropa. Le Saux memegang gelar Sarjana Pendidikan Lingkungan dari Kingston University.Usai tak lagi bermain sepak bola, Le Saux bekerja sebagai penulis di harian Guardian.
0 komentar:
Post a Comment