Pacific Rim, Perang Melawan Monster Laut Demi Keutuhan Manusia
Los Angeles - Sejak 12 Juli 2013 lalu, film Pacific Rim telah hadir di hampir seluruh belahan dunia, tak luput juga Indonesia. Karya terbaru arahan sang sutradara Guillermo Del Toro yang sempat tenar melalui Hellboy ini, menyajikan berbagai adegan pertarungan antara monster laut dengan robot pemburu yang mengingatkan kita akan kejayaan film-film seri Jepang seperti Ultraman, Goggle V, hingga anime seperti Voltes V.
Dikisahkan, di suatu masa depan yang tak jauh dari masa kini, muncullah beberapa sosok makhluk raksasa dari lautan Pasifik yang muncul ke permukaan dan menghancurkan daratan di atas bumi beserta segala isinya. Korban pun berjatuhan dan manusia tak mau tinggal diam. Manusia pun mencari cara untuk menghancurkan makhluk yang diberi nama Kaiju itu.
Maka, demi bisa mempertahankan kehidupan dan keutuhan manusia hingga seterusnya, dibuatlah robot pemburu Kaiju yang diberi nama Jaeger. Dalam percobaannya, banyak masalah yang melanda para pilot Jaeger hingga akhirnya dibuatlah sistem dua pilot dengan cara menyambungkan pikiran satu sama lain.
Alkisah, muncullah seorang pilot bernama Raleigh Becket (Charlie Hunnam) yang mempiloti sebuah Jaeger bernama Gipsy Danger bersama kakaknya, Yancy (Diego Klattenhoff), mereka berdua pun sukses dalam membasmi Kaiju yang berkeliaran di daratan bumi.
Pada suatu ketika, dua bersaudara itu diminta oleh atasan mereka, Stacker Pentecost (Idris Elba) untuk membasmi suatu Kaiju yang berada dekat dengan sebuah kapal kecil yang sedang berlayar. Setelah berhasil menyelamatkan kapal, akhirnya mereka pun berhadapan dengan Kaiju yang dituju. Namun malangnya, lawan mereka kali ini lebih kuat, sehingga menyisakan Raleigh seorang yang berhasil selamat.
Dilanda kesedihan yang dalam atas kehilangan sang kakak, Raleigh pun akhirnya bekerja di sebuah tempat konstruksi tembok raksasa demi menyambung hidup. Pembangunan tembok didasari atas permintaan dari para dewan yang meminta tentara dunia menutup proyek Jaeger dan membangun tembok raksasa.
Saat tembok ternyata tak mampu menahan serangan Kaiju, akhirnya sepasang pilot yang mengendarai Jaeger tua sukses melumpuhkan para Kaiju. Hal tersebut membuat Stacker datang menemui Raleigh demi bisa menariknya sebagai pilot Jaeger kembali. Alhasil, Raleigh pun kembali.
Menyusun sebuah rencana di markas pertahanan yang kini sudah lepas dari campur tangan pemerintah, Stacker pun memperkenalkan Raleigh kepada Mako Mori (Rinko Kikuchi). Mako merupakan salah satu asisten kepercayaan Stacker dan memiliki keahlian khusus dalam seni beladiri.
Berdasarkan suatu pengalaman yang mengejutkan dengan Mako, Raleigh meminta Stacker untuk menjadikan Mako sebagai pilot pasangannya. Awalnya Stacker menolak dan akhirnya ia pun berubah pikiran. Namun karena suatu kesalahan, Mako pun akhirnya dibatalkan menjadi pilot.
Dalam sebuah misi, 3 Jaeger selain milik Raleigh terjun ke medan Kaiju namun, karena Kaiju yang mereka lawan terlalu kuat, akhirnya Mako pun terpaksa diturunkan untuk menjadi pasangan Raleigh.
Sementara itu, salah satu anggota tim peneliti di bawah Stacker yang bernama Dr. Newton Geizler (Charlie Day), baru saja menemukan cara untuk menghubungkan otak Kaiju dengan otak manusia. Demi mencari otak yang segar supaya bisa membaca pikiran Kaiju, Newton pun menemui pedagang gelap bernama Hannibal Chau (Ron Perlman).
Namun, langkah Raleigh dan Newton dalam tugas masing-masing tidaklah mudah. Mereka harus menghadapi rintangan yang ada di depan mereka. Namun begitu, setiap masalah pasti ada penyelesaiannya. Dengan kerjasama yang solid serta pengorbanan yang berani, misi umat manusia dalam menaklukan Kaiju pun berhasil dengan dramatis.
Film Pacific Rim, banyak memperlihatkan adegan-adegan canggih yang digarap oleh studio Legendary Pictures. Tampilan monster yang mengerikan serta robot yang sangat detail, membuat Pacific Rim sangat layak ditonton bagi para penggemar film bernuansa teknologi.
Untuk pengembangan cerita dan momen-momen dramatis sepanjang film, Pacific Rim tidak menampilkan hal-hal baru yang istimewa. Semua alurnya terlalu lurus dan bisa dibilang kurang variatif. Bahkan dalam membangun beberapa adegan heroik dan mengharukan pun tidak terlalu berasa.
Secara keseluruhan, Pacific Rim bisa menjadi sebuah tontonan yang menarik untuk ajang hiburan. Dibandingkan Transformers, film ini lebih memiliki perasaan dan hati dimana seorang manusia harus berani mengorbankan dirinya dalam mencapai kebahagiaan sesamanya.
Dengan banyaknya adegan pertarungan yang seru dan menggelegar, tak ada ruginya jika Pacific Rim menjadi tontonan untuk mengisi waktu di akhir pekan.
liputan6.com
0 komentar:
Post a Comment