Kim Jong-Un Bertekad Bangun Ekonomi Korut
PYONGYANG - Pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un dalam pidato awal tahunnya, Selasa (1/1/2013), menyerukan perlunya perubahan radikal dalam mengelola perekonomian negeri komunis itu.
Pidato yang disiarkan langsung televisi pemerintah itu adalah yang pertama sejak Kim Il-Sung melakukannya pada 1994 lalu.
Dalam pidatonya itu, Kim Jong-Un mengatakan upaya keras para ilmuwan Korea Utara saat peluncuran roket jarak jauh belum lama ini, perlu diadopsi dalam mengelola perekonomian negara.
"Seluruh partai, seluruh negara dan rakyat harus berjuang keras tahun ini untuk membangun perekonomian raksasa dan meningkatkan standar hidup rakyat," kata Kim Jong-Un.
Namun, dalam pidatonya itu Jong-Un tidak memberikan petunjuk dan arahan spesifik bagaimana cita-cita memperbaiki ekonomi Korea Utara bisa dilakukan. Apalagi kini negeri itu berada di bawah sanksi ekonomi internasional dan Korea Utara sangat bergantung kepada China untuk 70 persen perdagangan luar negerinya.
Saat Kim Jong-Il wafat pada Desember 2011, perekonomian Korea Utara memang sangat buruk. Itu semua diakibatkan kebijakan mendahulukan kepentingan militer. Akibatnya, sebagian besar pendapatan negara digunakan untuk mengejar ambisi membangun program nuklir sementara kebanyakan rakyat hidup miskin.
Meski hasil pertanian menunjukkan peningkatan, namun jutaan rakyat Korea Utara masih menderita kekurangan gizi. Demikian laporan Badan Pangan Dunia (WFP).
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-Un memberikan pidato awal tahun yang disiarkan televisi pemerintah, Selasa (1/1/2013). |
Dalam pidatonya itu, Kim Jong-Un mengatakan upaya keras para ilmuwan Korea Utara saat peluncuran roket jarak jauh belum lama ini, perlu diadopsi dalam mengelola perekonomian negara.
"Seluruh partai, seluruh negara dan rakyat harus berjuang keras tahun ini untuk membangun perekonomian raksasa dan meningkatkan standar hidup rakyat," kata Kim Jong-Un.
Namun, dalam pidatonya itu Jong-Un tidak memberikan petunjuk dan arahan spesifik bagaimana cita-cita memperbaiki ekonomi Korea Utara bisa dilakukan. Apalagi kini negeri itu berada di bawah sanksi ekonomi internasional dan Korea Utara sangat bergantung kepada China untuk 70 persen perdagangan luar negerinya.
Saat Kim Jong-Il wafat pada Desember 2011, perekonomian Korea Utara memang sangat buruk. Itu semua diakibatkan kebijakan mendahulukan kepentingan militer. Akibatnya, sebagian besar pendapatan negara digunakan untuk mengejar ambisi membangun program nuklir sementara kebanyakan rakyat hidup miskin.
Meski hasil pertanian menunjukkan peningkatan, namun jutaan rakyat Korea Utara masih menderita kekurangan gizi. Demikian laporan Badan Pangan Dunia (WFP).
0 komentar:
Post a Comment